|
HELLO!
Welcome to our journal. Here you guys can looking for communication theory or anything about communication you want to know it. leave a tag or comment on a post. Thanks dear for coming, replace with your own hearts<3
any enquiries please send email: im.restuads@gmail.com Restu Deva Delia Gilang Gina |
|
|
Sabtu, 06 Juli 2019 \\ ★
Dikembangkan
oleh Bernett Pearce(kiri) dan Vernon Cronen(kanan) pada tahun 1980.
Berdasarkan teori manajemen koordinasi makna, dua orang yang berinteraksi
secara sosial akan membentuk makna dalam percakapan yang mereka lakukan. Setiap
individu juga terdiri dari sebuah sistem interpersonal yang membantu menjelaskan
aksi dan reaksi mereka. Teori manajemen koordinasi makna berkaitan dengan
beberapa teori lain seperti :
“Bahwa komunikasi ialah inti untuk menjadi manusia yang menciptakan realitas percakapannya sendiri yang dicapai dengan cara menerapkan berbagai aturan berdasarkan isi komunikasi, tindakan, situasi, hubungan antar komunikator, latar belakang individu, dan pola-pola budaya dengan tujuan komunikasi tidak begitu penting bagi orang-orang untuk mencapai kesepakatan namun bagi komunikator adalah penting untuk mencapai tingkat koordinasi.”
- Barnett
Setiap orang memiliki
penafsiran sendiri dalam menemukan makna ketika berinteraksi dengan orang lain.
Makna berlangsung secara sistem interpersonal yang menjelaskan aksi
dan reaksi saat berada dalam interaksi sosial yang disebut dengan coordinated management of meaning atau manajemen koordinasi makna. Manajemen koordinasi
makna merupakan salah satu teori komunikasi interpersonal atau teori teori komunikasi antar pribadi yang berteori
bahwa komunikasi adalah sebuah proses dimana orang memahami dunia mereka dan
menghasilkan realitas sosial.
Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Barnett Pearce dan Vernon Cronen di penghujung tahun 1970an.
Dalam hal ini, teori management makna terkoordinasi menggambarkan manusia sebagai actor
yang berusaha untuk mencapai koordinasi dengan mengelola cara-cara pesan dimaknai (Cronen, Pearce
& Harris; 1982)
Dalam percakapan dan melalui pesan-pesan yang kita kirim dan terima, orang saling menciptakan makna. Secara keseluruhan Makna terkoordinasi secara umum merujuk pada bagaimana individu-individu menetapkan aturan untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna, dan bagaimana aturan-aturan terjalin dalam sebuah percakapan di mana makna senantiasa dikoordinasikan.
ASUMSI DAN ATURAN
Teori manajemen
koordinasi makna, memiliki beberapa asumsi dasar, yaitu :
1. Manusia hidup dalam
komunikasi (konstruksi sosial)
Asumsiini menjelaskan
bahwa dasar yang dipelajari teori ini ialah percakapan. Dengan percakapan
manusia akan saling menciptakan realitas sosial Karenanya manusia hidup dalam
komunikasi. Teori ini menggambarkan bagaimana kita berkomunikasi dalam upaya
untuk memahami dunia atau untuk menemukan makna. Komunikasi menciptakan dunia
sosial di sekitarnya. Menciptakan makna bergantung pada koherensi, koordinasi,
dan misteri yang dialami seseorang, baik secara sadar atau tidak sadar,
sendiri atau dalam kombinasi. Variabel ini membantu menentukan bagaimana kita
menciptakan realitas sosial melalui percakapan yang dilakukan.
2. Manusia menciptakan
realitas sosial.
Asumsi ini menekankan
pengendalian percakapan. Para ahli teori manajemen koordinasi
makna mengusulkan gagasan bahwa situasi sosial diciptakan oleh interaksi.
Keyakinan bahwa orang-orang dalam percakapan membangun realitas sosial mereka
disebut dengan konstruksi sosialisme. Hal ini sesuai dengan asumsi teori
interaksi simbolik, teori konstruksi sosial atau konstruksi realitas sosial yang menyatakan bahwa
realitas dibentuk secara sosial.
3. Transaksi informasi
tergantung pada makna pribadi dan makna interpersonal.
cara orang
mengendalikan percakapan melalui makna pribadi dan makna interpersonal. Arti
makna pribadi mengacu pada makna yang dicapai ketika seseorang berinteraksi
dengan orang lain dan membawanya ke dalam interaksi pengalaman uniknya. Dan juga makna interpersonal yang akan tercapai manakala dua orang
sepakat tentang penafsiran masing-masing. Makna dalam percakapan tercapai tanpa
berpikir apa-apa. Jika tidak ada satupun jenis makna yang tercapai, maka dapat
dikatakan bahwa ada kekurangan komunikasi.
Teori ini berpendapat
bahwa pada dasarnya orang-orang yang terlibat dalam percakapan akan membentuk
realitas sosial mereka sendiri.
Dalam situasi sosial
tertentu, hal pertama yang dilakukan orang adalah ingin memahami apa yang
terjadi dan menerapkan berbagai aturan untuk mengetahuinya. Orang akan
bertindak berdasarkan apa yang mereka pahami dan menerapkan aturan untuk
memutuskan tindakan apakah yang sesuai makna tersebut. Dengan demikian, teori
manajemen koordinasi makna merupakan teori yang berlandaskan aturan.Terdapat dua aturan
utama dalam teori manajemen koordinasi makna yaitu aturan konstruktif dan
aturan regulatif.
POLA
BERULANG YANG
TIDAK DI INGINKAN
Unwanted repetitive patterns-URP ialah episode konflik yang
berurutan dan terjadi berulang kali yang sering kali tidak diinginkan terjadi
oleh indiidu yang terlibat dalam konflik
MENGAPA TERJADI?
Jika dua orang berseteru, mereka akan terlibat dalam hal
yang disebut oelh Cronen, Pearce dan Linda Snavely sebagai pola berulang yang
tidak diinginkan. Para peneliti menjelaskan bahwa hal ini terjadi karena dua
orang yang memiliki dua sistem aturan yang berbeda mengikuti suatu struktur
yang mengharuskan mereka untuk menjalankan perilaku tertentu, tidak peduli
konsekuensi apa yang muncul.
PROSES MANAJEMEN KOORDINASI MAKNA
Dalam perspektif komunikasi, teori manajemen koordinasi
makna memandang komunikasi sebagai obyek komunikasi dalam dunia sosial. Teori
manajemen koordinasi makna menngusulkan tiga istilah sebagai cara untuk
menerapkan perspektif komunikasi tentang berbagai kejadian dan obyek dunia
sosial kita yaitu koordinasi, koheren, dan misteri.
HIERARKI MAKNA
PENGARUH
KESIMPULAN
“aturan-aturan membimbing komunikasi yang terjadi diantara orang-orang melalui sebuah stuktur hierakis, orang-orang mengorganisasikan makna dari beratus-ratus pesan yang diterimadalam sehari” (West dan Turner)
|